Selasa, 13 Oktober 2015

mikrobiologi stip mujahidin tolitoli



TUGAS MIKROBIOLOGI
BAGIAN 2



KADEK SANDIASA
1022014005



LOGO STIP.jpg




PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
SKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN (STIP) YPP MUJAHIDIN TOLITOLI 
2015
SOAL
1.         Jelaskan pengertian bakteri anaerob obligat dan    bakteri anaerob fakultatif ?
2.         Carilah informasi mengenai nama penyakit yang ditimbulkan oleh bakteri dibawah ini???
a.  Mycobaktrium tuberclosis
b.  Mycobacterium leprae
c.  Salmonella thyposa
d. Shigella desentriae
e.  Diplococus pneumonia
f.  Triponema pallidum
g.  Vibrio coma colera
h.  Paustrelia pestis
i.   Neisseria gonorhoe
j.   Clostridum botulnum
3.         Jelaskan reproduksi dibawah ini???
a.  Aseksual
b.  Paraseksual
1. Konjugasi
2. Tranduksi
3. Transformasi






Jawaban
1.      Pengertian bakteri anaerob obligat dan fakultatif
v  Bakteri anaerob obligat
Pengertian Bakteri Anaerob ObligatBakteri anaerob obligat adalah bakteri yang tidak membutuhkan oksigen dalam hidupnya. Bila, ada oksigen, maka bakteri akan mati. Contoh bakteri anaerob obligat antara lain Clostridium tetani (menyebabkan kejang otot), Bacteroides fragilis (menyebabkan abses atau tumpukan nanah di usus), Peptostreptococcus (menyebabkan abses otak dan abses saluran kelamin wanita), Prevotelia melaninogenica (menyebabkan abses pada rongga mulut dan faring), dan Methanobacterium (menghasilkan gas metana).
Pengertian Bakteri Anaerob Obligat
Bakteri dapat diklasifikasikan berdasarkan kebutuhan dan toleransi  terhadap O2
Anaerob obligat mereplikasi di lokasi dengan potensial oksidasi-reduksi rendah (misalnya, nekrotik, jaringan devaskularisasi). Anaerob obligat telah dikategorikan berdasarkan toleransi O2 mereka: anaerob keras tumbuh dalam ≤ 0,4% O2; anaerob moderat tumbuh 0,8-2,5% O2; dan anaerob aerotolerant tumbuh dalam ≥ 2,5% O2. Anaerob obligat yang sering menyebabkan infeksi dapat mentolerir atmosfer O2 selama minimal 8 jam dan sering hingga 72 jam.
Anaerob obligat merupakan komponen utama dari mikroflora normal di selaput lendir, terutama dari mulut, saluran pencernaan bagian bawah, dan vagina; anaerob ini menyebabkan penyakit ketika hambatan mukosa yang normal rusak.
Gram-negatif anaerob dan beberapa infeksi yang mereka sebabkan termasuk
Bacteroides (paling umum): Infeksi intra-abdominal
Fusobacterium: Abses, infeksi luka, dan paru dan infeksi intrakranial
Porphyromonas: Pneumonia aspirasi dan periodontitis
Prevotella: Infeksi intra-abdominal dan jaringan lunak
v  Bakteri Anaerob Fakultatif
Bakteri anaerob fakultatif adalah bakteri yang dapat hidup dengan baik bila ada oksigen maupun tidak ada oksigen. Contoh bakteri anaerob fakultatif antara lain Escherichia coli, Streptococcus, Alcaligenes, Lactobacillus, dan Aerobacter aerogenes. Anaerob Fakultatif dapat hidup dengan adanya atau tidak adanya oksigen, tetapi lebih memilih untuk menggunakan oksigen. Contoh jenis ini termasuk Escherichia coli (E. coli) dan Staphylococcus, atau hanya Staph. Subtipe E. coli, seperti O157: H7, menyebabkan diare berdarah, sementara Staph dikenal sebagai penyebab infeksi kulit seperti bisul, folikulitis, dan impetigo. Ketika laserasi kulit luarnya menjadi terinfeksi dengan Staph, bentuk yang lebih parah dari infeksi yang disebut selulitis dapat terjadi.
Dua klasifikasi lain adalah bakteri mikroaerofilik dan bakteri aerotolerant. Mikroaerofil bisa hidup di habitat yang memiliki kadar oksigen jika dibandingkan dengan udara. Contoh Mikroaerofil adalah Helicobacter pylori, yang menyebabkan tukak lambung, dan Borrelia burgdorferi, yang menyebabkan penyakit Lyme.
Bakteri anaerob Aerotolerant tidak menggunakan oksigen namun tidak terpengaruh oleh kehadirannya. Contohnya adalah genus Lactobacillus, yang biasanya ditemukan dalam usus, kulit, dan vagina. Ketika populasi Lactobacillus dalam vagina menjadi habis, bakteri Gardnerella vaginalis seperti Bacteroides dan berkembang biak, menyebabkan vaginosis bakteri.
Bakteri yang dibudidayakan di laboratorium mikrobiologi untuk memberikan petunjuk penting dari identitas mereka. Secara khusus, bila ditanam dalam tabung reaksi, pengamatan berikut dapat didokumentasikan. Aerob obligat berkumpul di permukaan media kultur untuk memaksimalkan penyerapan oksigen, sedangkan anaerob obligat berkumpul di bagian bawah untuk menjauhkan diri dari oksigen. Bakteri fakultatif berkumpul di dekat bagian atas, sedangkan Mikroaerofil berkumpul di dekat bagian atas, tetapi tidak di permukaan. Anaerob Aerotolerant tersebar merata di sepanjang kedalaman medium.
2.      BERBAGAI MACAM BAKTERI PENYEBAB PENYAKIT

v   Mycobacterium tuberculosis.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhsFc8sFJcSbFSN26qv46LxeAqG7AouASuugeqs12HC8rXl49nZLnK1ndXhZcgL09YnSKnw9n_cgdCywsiZM314lVoqRlk86sfpOyh4Ew1EQZgHYKXed0HcOfBQkYgFGANwJLJe3rJhR1ta/s320/tbc.jpgBakteri ini dapat menginfeksi sepertiga populasi dunia, setiap detik ada satu orang yang terinfeksi tuberculosis, tetapi hanya bakteri yang aktif yang menyebabkan orang menjadi sakit. Setiap tahunnya sekitar 4 juta penderita tuberkulosis paru menular di dunia, ditambah lagi penderita yang tidak menular. Hal ini menggambarkan setiap tahun di dunia akan ada sekitar 8 juta penderita tuberkulosis paru, dan ada sekitar 3 juta orang meninggal setiap tahunnya akibat penyakit ini.
Sampai hari ini, penyakit TBC masih menempatkan Indonesia dalam tiga besar negara dengan jumlah penderita terbanyak. Pada umumnya kegagalan pengobatan TBC terjadi disebabkan terapi yang terputus karena pasien merasa sudah sembuh. Kendala lain yang  sering timbul adalah lamanya waktu pengobatan. Obat untuk TBC harus dimakan sedikitnya enam bulan. Sementara biasanya setelah makan obat selama dua bulan, pasien malas meneruskan pengobatan karena merasa sembuh dan tidak merasakan gejala lagi. Padahal kalau pengobatan berhenti di tengah jalan, maka bukan saja penyakitnya tidak sembuh dengan tuntas, tetapi juga menyebabkan bakteri TBC menjadi kebal terhadap obat yang digunakan. Ketiadaan biaya malah membuat seseorang tidak berobat, karena tidak mengetahui program pemerintah yang menggratiskan obat TBC di seluruh Puskesmas di Indonesia. Penyakit ini sering dianggap enteng oleh penderita karena masih bisa bekerja seperti biasa, namun tanpa disadari keparahan penyakit yang semakin meningkat sebanding dengan perjalanan waktu dan menurunnya daya tahan tubuh.

v  Mycobacterium Leprae

Mycobacterium leprae, juga disebut Basillus Hansen, adalah bakteri yang menyebabkan penyakit kusta (penyakit Hansen). Bakteri ini merupakan bakteri intraselular. M. leprae merupakan gram-positif berbentuk tongkat. Mycobacterium leprae mirip dengan Mycobacterium tuberculosis dalam besar dan bentuknya.
Penyakit Yang ditimbulkan
Lepra (penyakit Hansen) adalah infeksi menahun yang terutama ditandai oleh adanya kerusakan saraf perifer (saraf diluar otak dan medulla spinalis), kulit, selaput lendir hidung, buah zakar (testis) dan mata.
Cara penularan lepra belum diketahui secara pasti.
Jika seorang penderita lepra berat dan tidak diobati bersin, maka bakteri akan menyebar ke udara. Sekitar 50% penderita kemungkinan tertular karena berhubungan dekat dengan seseorang yang terinfeksi.
Infeksi juga mungkin ditularkan melalui tanah, armadillo, kutu busuk dan nyamuk.
Sekitar 95% orang yang terpapar oleh bakteri lepra tidak menderita lepra karena sistem kekebalannya berhasil melawan infeksi.
Lebih dari 5 juta penduduk dunia yang terinfeksi oleh kuman ini.
Jenis lepra menentukan prognosis jangka panjang, komplikasi yang mungkin terjadi dan kebutuhan akan antibiotik.
Mycobacterium leprae adalah satu-satunya bakteri yang menginfeksi saraf tepi dan hampir semua komplikasinya merupakan akibat langsung dari masuknya bakteri ke dalam saraf tepi. Bakteri ini tidak menyerang otak dan medulla spinalis.
Kemampuan untuk merasakan sentuhan, nyeri, panas dan dingin menurun, sehingga penderita yang mengalami kerusakan saraf tepi tidak menyadari adanya luka bakar, luka sayat atau mereka melukai dirinya sendiri. Kerusakan saraf tepi juga menyebabkan kelemahan otot yang menyebabkan jari-jari tangan seperti
v  SALMONELA THYPOSA
Bakteri penyebab typus ini hidup di dalam saluran pencernaan manusia dan hewan dan sering sekali menular melalui makanan dan minuman yang tidak higienis. Makanan seperti daging dan telur yang berasal dari hewan yang terjangkit bakteri salmonella typosa juga dapat menjadi sumber infeksi penyakit ini.
Dalam tubuh bakteri salmonella typhosa akan masuk kedalam lambung manusia kemudian masuk lagi ke usus. Dalam lambung sebenarnya jumlah bakteri tersebut telah berkurang oleh adanya hambatan dari HCL yang ada di lambung, namun apabila jumlah bakteri tersebut terlalu banyak tentu bakteri tersebut tidak dapat seluruhnya mati. Daya hambat HCL akan berkurang saat salmonella typhosa masuk bersama cairan yang dapat mengencerkan HCL yang ada didalam lambung. Jika salmonella typhosa berhasil lolos dari lambung maka bakteri tersebut akan masuk ke dalam usus halus.
Saat di dalam usus halus salmonella typhosa akan menembus dinding usus halus menuju pembuluh darah dan pada akhirnya menyebar keseluruh tubuh. Jadi urin dan feses pun dapat mengandung bakteri ini. Saat urin maupun kotoran tercemar dan terkonsumsi baik secara langsung maupun melalui perantara hewan seperti lalat, tikus dan sebagainnya maka salmonella typhosa ini dapat menular ke orang lain.

Penanggulangan Dan Pencegahan Typus

Bakteri salmonella typhosa termasuk bakteri yang merugikan. Bakteri penyebab typus ini dapat menyebabkan inangnya demam, peradangan organ bahkan kematian jika tidak ditanggulangi dengan serius. Lantas bagaimana cara menanggulanginya? Berikut cara menanggulangi dan mencegah penyakit typus .
Dengan penanganan yang tepat bakteri salmonella typhosa dapat dijinakkan. Cara penanggulangan salmonella typhosa yang paling baik saat ini adalah pemberian antibiotik. Pemberian antibiotik yang tepat terbukti dapat mengobati 99% kejadian penyakit typus . Beberapa jenis antibiotik yang diberikan adalah Kloramfenikol, Tiamfenikol, Kotrimoksazol, dan Sefalosporin. Dosis yang diberikan umumnya berbeda-beda tergantung dengan umur penderita serta tingkat keparahan penyakit. Untuk itu saran dokter sangat diperlukan.
v Shigella Dysenteriae
Bakteri ini dapat menyebabkan seseorang terjangkit penyakit seperti disentri basiler yang ditandai dengan gejala mendadak demam tinggi, sakit perut di bagian bawah, diare yang bercampur dengan lendir dan darah. Jika tidak segera mendapatkan penanganan medis, penyakit ini dapat mengakibatkan kematian.
v Bakteri ibrio Cholera
Jenis bakteri ini dapat menyebabkan timbulnya penyakit cholera asiatica, seseorang yang terinfeksi bakteri ini dapat menimbulkan gejala seperti diare, mentah, kejang dibagian perut dan nausea. Bahkan seseorang yang terinfeksi bakteri ini dapat mengalami kejang-kejang yang mengakibatkan kematian dalam beberapa jam saja setelah dirinya mulai terinfeksi. Cara penyebaran bakteri ini melalui makanan dan minuman yang telah terkontiminasi bakteri mematikan tersebut.

v Diplococus pnemonia
Pnemonia, adalah suatu infeksi bakteri diplococcus pneumonia yang  menyebabkan peradangan pada dinding alveolus. Gangguan pada sistem pernapasan adalah terganggunya pengangkutan O2 ke sel-sel atau jaringan tubuh disebut asfiksi. Asfiksi ada bermacam-macam misalnya terisinya alveolus dengan cairan limfa karena infeksi Diplokokus pneumonia atau Pneumokokus yang menyebabkan penyakit pneumonia. Pada orang yang tenggelam, alveolusnya terisi air sehingga difusi oksigen sangat sedikit bahkan tidak ada sama sekali sehingga mengakibatkan orang tersebut shock dan pernapasannya dapat terhenti. Orang seperti itu dapat ditolong dengan mengeluarkan air dari saluran pernapasannya dan melakukan pernapasan buatan tanpa alat dengan cara dari mulut ke mulut dengan irama tertentu dan menggunakan metode Silvester dan Hilger Neelsen. Asfiksi dapat pula disebabkan karena penyumbatan saluran pernapasan oleh kelenjar limfa, misalnya polip, amandel, dan adenoid.
v  Triponema pallidum
Sifilis adalah infeksi menular seksual yang disebabkan oleh bakteri spiroset Treponema pallidum sub-spesies pallidum. Rute utama penularannya melalui kontak seksual; infeksi ini juga dapat ditularkan dari ibu ke janin selama kehamilan atau saat kelahiran, yang menyebabkan terjadinya sifilis kongenital. Penyakit lain yang diderita manusia yang disebabkan oleh Treponema pallidum termasuk yaws (subspesies pertenue), pinta(sub-spesies carateum), dan bejel (sub-spesies endemicum).
Tanda dan gejala sifilis bervariasi bergantung pada fase mana penyakit tersebut muncul (primer, sekunder, laten, dan tersier). Fase primer secara umum ditandai dengan munculnya chancre tunggal (ulserasi keras, tidak menimbulkan rasa sakit, tidak gatal di kulit), sifilis sekunder ditandai dengan ruam yang menyebar yang seringkali muncul di telapak tangan dan tumit kaki, sifilis laten biasanya tidak memiliki atau hanya menunjukkan sedikit gejala, dan sifilis tersier dengan gejala gumma, neurologis, atau jantung. Namun, penyakit ini telah dikenal sebagai "peniru ulung" karena kemunculannya ditandai dengan gejala yang tidak sama. Diagnosis biasanya dilakukan melalui tes darah; namun, bakteri juga dapat dilihat melalui mikroskop. Sifilis dapat diobati secara efektif dengan antibiotik, khususnya dengan suntikan penisilin G (yang disuntikkan untuk neurosifilis), ataupun ceftriakson, dan bagi pasien yang memiliki alergi berat terhadap penisilin, doksisiklin atau azitromisin dapat diberikan secara oral atau diminum.
Sifilis diyakini telah menginfeksi 12 juta orang di seluruh dunia pada tahun 1999, dengan lebih dari 90% kasus terjadi di negara berkembang. Setelah jumlah kasus menurun secara dramatis sejak ketersediaan penicilin di seluruh dunia pada 1940an, angka infeksi kembali meningkat sejak pergantian milenium di banyak negara, terkadang muncul bersamaan dengan human immunodeficiency virus (HIV). Angka ini disebabkan sebagian oleh praktik seks yang tidak aman di antara laki-laki yang berhubungan seksual dengan laki-laki, seks bebas dan angka prostitusi tinggi, serta penurunan penggunaan proteksi pelindun
v  Paustrelia pestis
Penyakit pes, adalah infeksi yang disebabkan bakteri Yersinia pestis (Y. pestis) dan ditularkan oleh kutu tikus (flea), Xenopsylla cheopis. Selain jenis kutu tersebut, penyakit ini juga ditularkan oleh kutu jenis lain. Di Indonesia dan negara2 Asia Tenggara kutu carrier plague adalah Xenophylla astia. Penyakit ini menular lewat gigitan kutu tikus, gigitan/cakaran binatang yang terinfeksi plague, dan kontak dengan tubuh binatang yang terinfeksi. Kutu yang
terinfeksi dapat membawa bakteri ini sampai berbulan2 lamanya. Selain itu pada kasus pneumonic plague, penularan terjadi dari dari percikan air liur penderita yang terbawa oleh udara.

v  Neisseria gonorrhoeae
Neisseria gonorrhoeae merupakan bakteri gram negatif, nonmotil, tidak membentuk spora, berkembang berkoloni membentuk diplokokus, atau pun tunggal monokokus. Manusia merupakan satu-satunya inang alami bakteri ini. Untuk menginfeksi, bakteri membutuhkan kontak langsung dengan mukosa tubuh, bisa lewat hubungan seks, atau penggunaan toilet duduk. Bakteri ini menempel dengan pilinya. Infeksi ini banyak menyerang orang usia muda, belum menikah, dan pendidikan rendah. Paling banyak terjadi pada perempuan. Gejala infeksi lebih sering timbul pada laki-laki. Infeksi pada anorektal dan faring sering Keluarnya cairan putih dan lesi pada penis sebagai indikasi gonore.
Pada pria, gejala awal gonore biasanya timbul dalam waktu 2-7 hari setelah terinfeksi. Gejalanya berawal sebagai rasa tidak enak pada uretra dan beberapa jam kemudian diikuti oleh nyeri ketika berkemih (kencing) serta keluarnya nanah dari penis. Sedangkan pada wanita, gejala awal biasanya timbul dalam waktu 7-21 hari setelah terinfeksi. Penderita seringkali tidak merasakan gejala selama beberapa minggu atau bulan, dan diketahui menderita penyakit tersebut hanya setelah pasangan hubungan seksualnya tertular. Jika timbul gejala, biasanya bersifat ringan. Tetapi beberapa penderita menunjukkan gejala yang berat, seperti desakan untuk berkemih , nyeri ketika berkemih, keluarnya cairan dari vagina, dan demam. Infeksi dapat menyerang leher rahim, rahim, saluran telur, indung telur, uretra, dan rektum serta menyebabkan nyeri pinggul yang dalam ketika berhubungan seksual.
Wanita dan pria homoseksual yang melakukan hubungan seks melalui anus (seks anal) dapat menderita gonore pada rektumnya. Penderita akan merasakan tidak nyaman di sekitar anusnya dan dari rektumnya keluar cairan. Daerah di sekitar anus tampak merah dan kasar, serta tinjanya terbungkus oleh lendir dan nanah.
v  Clostridum botulnum
Pada Agustus lalu, eksportir susu terbesar Selandia Baru melakukan penarikan produk besar-besaran dari pasar Cina, Australia, Thailand, Malaysia, Vietnam, Arab Saudi dan pasar dalam negerinya karena terinfeksi bakteri Clostridium botulinum.  Meskipun produk-produk yang terkontaminasi C. botulinum ini tidak masuk ke Indonesia, tetaplah penting mengetahui bahaya bakteri ini.
Bakteri C. botulinum menghasilkan racun yang menyebabkan botulisme, penyakit langka yang bisa mengakibatkan kelumpuhan. Racun ini adalah salah satu racun paling kuat dan jumlah sekecil 1 mikrogram pun dapat sangat mematikan bagi manusia.  Botulisme biasanya diawali dengan gejala seperti berikut: Kram perut, pandangan buram, kesulitan bernapas, dan kelemahan otot. Biasanya didahului dengan kelemahan otot saraf kranial yang berfungsi mengatur gerakan mata, wajah, mengunyah, dan menelan. Pada bayi, botulisme biasanya diawali dengan sembelit dankesulitanbernapas. Gejala keracunan ini biasanya timbul dalam waktu 12-36 jam .
3.   Macam macam Reproduksi Bakteri

v Reproduksi Bakteri secara Aseksual

pembelahan biner pada bakteriBakteri melakukan reproduksi secara aseksual dengan pembelahan biner, yaitu dari satu sel menjadi dua sel, dari dua sel menjadi empat sel, dari empat Sel menjadi delapan sel, dan seterusnya. Pembelahan ini terjadi secara amitosis (secara langsung), yaitu tidak melalui tahap-tahap tertentu seperti pada pembelahan mitosis. Pada umumnya, bakteri mampu membelah sekitar 1 — 3 jam sekali. Sebagai contoh, Escherichia coli membelah setiap 20 menit sekali. Dalam waktu singkat, jumlah sel dalam koloni akan terus berlipat ganda dan suatu generasi ke generasi berikutnya. Namun, pertumbuhan koloni bakteri akan melambat pada titik tertentu, yaitu ketika kehabisan nutrisi atau terjadi penumpukan sisa-sisa metabolisme yang meracuni bakteri itu sendiri.

v Reproduksi Bakteri secara paraseksual

Bakteri melakukan reproduksi secara seksual dengan cara rekombinasi gen. Rekombinasi gen adalah peristiwa bercampurnya sebagian materi gen (DNA) dan dua sel bakteri yang berbeda sehingga terbentuklah DNA rekombinan. Dalam rekombinasi gen, akan dihasilkan dua sel bakteri dengan maten genetik campuran dari kedua induknya. Rekombinasi gen dapat terjadi melalui konjugasi, transduksi, dan transformasi.
a.      reproduksi bakteri dengan KonjugasiReproduksi Bakteri dengan Konjugasi
Kelemahan reproduksi aseksual untuk bakteri adalah bahwa karena menjadi identik secara genetik, mereka semua rentan terhadap faktor lingkungan yang sama. Untuk mengatasi hal ini, evolusi telah memasukkan beberapa faktor yang bakteri gunakan untuk membuat variasi genetik. Salah satu metode utama adalah konjugasi, yang memungkinkan bakteri untuk mentransfer bagian dari gen mereka ke bakteri yang lain ketika mereka kontak. Ketika bakteri melakukan konjugasi, mereka memanfaatkan struktur yang dikenal sebagai “pilus” untuk mentransfer gen.
b.      Reproduksi Bakteri dengan Transformasi
Reproduksi Bakteri dengan TransformasiTransformasi adalah rekombinasi gen yang terjadi melalui pengambilan langsung sebagian materi gen dari bakteri lain, yang dilakukan oleh suatu sel bakteri. Bakteri yang mampu melakukan transfonmasi secara alamiah, yaitu bakteri-bakteri yang dapat memproduksi enzim khusus, antara lain Rhizobium, Streptococcus, Neisseria, Pneumococcus, dan Bacillus. Dalam teknologi rekayasa gen, bakteri yang tidak dapat melakukan transformasi secara alamiah dapat dipaksa untuk menangkap dan memasukkan suatu plasmid rekombinan ke dalam selnya dengan cara memberikan kalsium kiorida atau melalui suatu proses yang disebut kejut-panas (heat shock)
Teknik umum lainnya dalam mengubah DNA yang digunakan dalam hubungannya dengan pembelahan biner adalah “transformasi.” Dengan menggunakan transformasi, bakteri dapat mengambil DNA dari lingkungan. Biasanya, transformasi dilakukan oleh bakteri hidup mengambil DNA dari sel-sel bakteri mati, diikuti oleh bakteri mengikat DNA tua, mengangkut di atas membran. Sel bakteri kemudian menggabungkan DNA baru, menciptakan, sel bakteri baru berubah yang kemudian mengalami pembelahan biner untuk menghasilkan jenis bakteri unik secara genetik dibandingkan dengan yang asli.
c.       Reproduksi Bakteri dengan Transduksi
Transduksi adalah rekombinasi gen antara dua sel bakteri dengan menggunakan virus fag. Virus fag yang telah menginfeksi suatu bakteri pada daur litik maupun lisogenik akan mengandung partikel DNA bakteri. Bila virus fag tersebut menginfeksi bakteri lainnya, maka terjadilah rekombinasi gen pada bakteri-bakteri yang terinfeksi fag. Virus fag temperat (virus yang dapat bereproduksi secara litik maupun lisogenik) merupakan virus yang paling cocok untuk proses transduksi.
Reproduksi Bakteri dengan TransduksiReproduksi Bakteri dengan Transduksi
Transduksi adalah salah satu jenis yang paling rumit dari pertukaran DNA yang terjadi. Jenis rekombinasi bakteri melibatkan bakteriofag, yang bertindak sebagai virus yang menginfeksi sel bakteri. Ketika bakteriofag menempel pada sel bakteri, itu menyisipkan bit DNA ke dalam bakteri dan bertindak sebagai parasit. Virus ini kemudian memanfaatkan enzim dalam sel bakteri untuk mereplikasi, melisiskan atau membelah sel bakteri.
Kunci yang memungkinkan transduksi untuk mengubah DNA bakteri adalah bahwa selama replikasi dari bakteriofag, beberapa bakteri inang sering dimasukkan ke dalamnya. Ketika bakteriofag dimodifikasi menginfeksi bakteri baru, DNA ini kemudian dapat diteruskan dengan digabungkan.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar