Selamat membaca pesan saya, diamati di tiru dan dimodifikasi
Atmosfer berasal dari bahasa Yunani atmos yang berarti uap dan sphaira yang berarti bulatan. Jadi, atmosfer adalah lapisan gas yang menyelimuti bulatan Bumi. Karena lapisan ini menyelimuti Bumi, maka atmosfer jauh lebih luas daripada lautan yang meliputi ¾ permukaan Bumi.
Surah Al-Baqarah ayat 29 mengisyaratkan adanya lapisan-lapisan pada langit:
”Dia-lah
Allah, yang menjadikan segala yang ada di Bumi untuk kamu dan Dia
berkehendak menuju langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha
Mengetahui segala sesuatu.”
Jika
“langit” diartikan sebagai atmosfer, maka berarti surat tersebut
menyebutkan bahwa atmosfer memiliki 7 lapisan. Namun, dalam ilmu
meteorologi hanya dikenal 5 lapisan atmosfer.
Kelima lapisan tersebut, seperti yang terlihat pada gambar di bawah, ialah:
1.) Troposfer (0-10 km). Lapisan terendah, tempat terjadinya fenomena cuaca (awan, hujan, dan badai guruh).
2.) Stratosfer
(10-50 km). Lapisan di atas troposfer dimana fenomena cuaca sudah tidak
terjadi lagi. Tetapi, badai guruh yang besar dapat mencapai lapisan
terbawah stratosfer. Pada lapisan inilah terdapat lapisan ozon.
3.) Mesosfer (50-85 km). Lapisan dimana gerakan udara vertikal tidak terlalu terhambat.
4.) Thermosfer (di atas 85 km). Lapisan yang panas dengan temperatur antara 400°–2000° C.
Diantara lapisan-lapisan tersebut, terdapat suatu batas yang memisahkan tiap-tiap lapisan yakni tropopause, stratopause, dan mesopause.
Dalam
uraian di atas, terdapat 4 lapisan atmosfer. Jika lapisan ozon dihitung
sebagai lapisan tersendiri, maka terdapat 5 lapisan. Namun, ternyata
dalam ilmu astronomi dikenal lapisan lain di atas lapisan thermosfer,
yaitu ionosfer dan eksosfer. Jika
keseluruhan lapisan tersebut dijumlahkan, jumlahnya memang menjadi 7
lapisan. Lalu, apakah “tujuh langit” dalam Surat Al-Baqarah ayat 29
memang menunjuk kepada atmosfer? Hal ini tentunya perlu dikaji lebih
lanjut.
Gas
pembentuk atmosfer terdiri dari gas yang jumlahnya tetap dan gas yang
jumlahnya berubah. Gas yang jumlahnya tetap terdiri dari nitrogen,
oksigen, hidrogen, helium, dan gas-gas berkadar rendah lainnya.
Sedangkan gas yang jumlahnya berubah terdiri dari uap air, karbon
dioksida, dan ozon. Komposisi udara tersebut berada di atmosfer bagian
bawah (0-25 km). Persentasenya dapat dilihat pada diagram lingkaran di
bawah ini.
Atmosfer
bersifat kompresibel, artinya densitas (massa jenis) maksimum berada di
permukaan tanah. Karena densitas merupakan fungsi dari volume, maka
gas-gas tersebut akan semakin tipis jika menjauhi permukaan, hingga
tidak dapat dibedakan dari gas/debu luar angkasa. Tebal atmosfer
berkisar antara 100-110 km, namun tebalnya berbeda-beda di tiap tempat.
Di daerah kutub dan subtropis, tebalnya hanya sekitar 8 km, sedangkan di
daerah tropis mencapai 16 km.
Pada
lapisan troposfer di atmosfer, berlangsung berbagai proses cuaca yang
berperan dalam menjaga kelangsungan hidup di Bumi. Pergantian
musim/cuaca berperan dalam pergerakan arah angin. Selain membantu
penyerbukan tumbuhan, angin yang bergerak dari temperatur rendah ke
tinggi juga menyebarkan awan. Hujan dari awan tersebut membuat tanah
yang tandus menjadi hidup kembali.
Dengan
lapisan ozonnya, atmosfer juga melindungi Bumi dari radiasi sinar
ultraviolet, yang sangat berbahaya bagi makhluk hidup di Bumi. Selain
itu, atmosfer juga melindungi Bumi dari masuknya benda-benda asing.
Benda-benda asing yang masuk ke Bumi akan bergesekan dengan lapisan
atmosfer mulai dari ketinggian 100 km ke bawah. Semakin dekat ke Bumi,
konsentrasi udara makin pekat dan densitasnya pun makin tinggi, sehingga
gaya geseknya makin besar. Akibatnya, ketika mencapai permukaan Bumi,
ukuran benda tersebut telah jauh berkurang atau bahkan habis terbakar.
Pada
siang hari, atmosfer memantulkan 6% dan menyerap 16% energi panas dari
matahari. Kemudian energi panas matahari yang diteruskan ke permukaan,
sekitar 24% jumlahnya dipantulkan kembali oleh awan dan permukaan Bumi,
3% diserap oleh awan. Sisanya (51%) diserap oleh tanah dan laut. Dengan
demikian, suhu permukaan Bumi di siang hari tidak melonjak tinggi.
Sebaliknya,
di malam hari atmosfer menahan sebagian energi panas sehingga suhu
tidak merosot drastis. Atmosfer menyerap sekitar 15% energi panas yang
akan dipancarkan kembali ke luar angkasa. Kemampuan atmosfer menyerap
panas disebabkan kandungan gas CO2-nya, mirip dengan rumah kaca (herbarium) yang menjaga suhu tetap hangat bagi tetumbuhan di dalamnya. Karena itu, gas CO2 disebut juga gas rumah kaca. Akan tetapi, jumlah gas ini di atmosfer terus meningkat, sehingga menimbulkan pemanasan global (global warming).
Dari
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tanpa atmosfer dengan komposisi
dan ketebalan seperti yang dimiliki Bumi, tidak akan ada kehidupan.
Inilah yang membuat planet lain—meskipun memiliki atmosfer—tidak
memiliki kehidupan. Atmosfer planet-planet lain tidak cukup tebal untuk
menahan serangan benda-benda asing. Selain itu, komposisinya tidak
memungkinkan terjadinya proses cuaca dan penahanan panas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar