OLEH :
v KADEK SANDIASA
1022014005
v MOH. GUNTUR
1022014011
v FRANSISCA MARGARETHA
1022014030
v MOH. RIFAI
1022014001
v SURYADI
1022013017
v MUKARAMA
1022011047
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
SKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN
TOLITOLI 2015
KATA
PENGANTAR
Assalam
mualaikum wr.wb
Puji dan syukur kami ucapkan kepada TUHAN yang maha
kuasa karena berkat Karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah tentang
virus yang di berikan kepada dosen kami
Yulianti rassud, Spd. Msi selaku pengajar mata kuliah Mikrobiologi. Kami akan
menyajikan makalah kami yang berjudul virus secara sederhana agar dapat mudah
di pahami. Di karenakan waktu yang sangat singkat dan pengetahuan kami tentang
virus sangat sedikit sehingga kami tidak dapat menyajikan makalah ini dengan
secara sangat lengkap akan tetapi kami menyajikan makalah ini dengan maksimal.
Kami menyadari walaupun bagaimana kami berusaha
menyajikan makalah ini dengan maksimal akan tetapi pasti ada kekurangan. Jadi
kami harapkan kritik dan saran dari Ibu, teman-teman, dan siapapun yang membaca
makalah ini, sehingga dengan saran dan kritiknya kami dapat menjadi lebih baik
dalam pembuatan makalah selanjutnya dan dalam kehidupan kami agar tetap terus
barusaha untuk lebih baik.
Sekian kata pengantar dari kami apabila ada kata
yang salah kami mohon maaf. Sekali lagi kami mengatakan kami sangat berharap
saran dan kritik agar kami dapat menjadi lebih baik lagi.
Wasalam mualaikum wr.wb
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL........................................................................................
KATA PENGANTAR......................................................................................... 2
DAFTAR ISI......................................................................................................... 3
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................... 4
1.1. Latar Belakang..................................................................................... 4
1.2. Rumusan masalah................................................................................. 6
1.3. Tujuan................................................................................................... 6
BAB 11 PEMBAHASAN..................................................................................... 8
2.1. Defenisi Virus........................................................................................ 8
2.2. Sejarah Virus........................................................................................ 9
2.3. Struktur Dan Anatomi Virus............................................................. 12
2.4. Reproduksi Virus................................................................................ 14
2.5. Ciri-Ciri Virus..................................................................................... 15
2.6.
Contoh Virus...................................................................................... 17
2.7. Klasifikasi Virus.................................................................................. 20
2.8. Manfaat Virus Dalam Kehidupan..................................................... 24
BAB 111 PENUTUP
3.1. Kesimpulan.......................................................................................... 25
3.2. Saran.................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Virus
adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis.
Virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan
memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular
untuk bereproduksi sendiri. Dalam sel inang, virus merupakan parasit obligat
dan di luar inangnya menjadi tak berdaya. Biasanya virus mengandung sejumlah
kecil asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak kombinasi keduanya) yang
diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid,
glikoprotein, atau kombinasi ketiganya. Genom virus menyandi baik protein yang
digunakan untuk memuat bahan genetik maupun protein yang dibutuhkan dalam daur
hidupnya.
Istilah
virus biasanya merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel
eukariota (organisme multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal),
sementara istilah bakteriofag atau fag digunakan untuk jenis yang menyerang
jenis-jenis sel prokariota (bakteri dan organisme lain yang tidak berinti sel).
Virus
sering diperdebatkan statusnya sebagai makhluk hidup karena ia tidak dapat
menjalankan fungsi biologisnya secara bebas. Karena karakteristik khasnya ini
virus selalu terasosiasi dengan penyakit tertentu, baik pada manusia (misalnya
virus influenza dan HIV), hewan (misalnya virus flu burung), atau tanaman
(misalnya virus mosaik tembakau/TMV).
Penelitian
mengenai virus dimulai dengan penelitian mengenai penyakit mosaik yang
menghambat pertumbuhan tanaman tembakau dan membuat daun tanaman tersebut memiliki
bercak-bercak. Pada tahun 1883, Adolf Mayer, seorang ilmuwan Jerman, menemukan
bahwa penyakit tersebut dapat menular ketika tanaman yang ia teliti menjadi
sakit setelah disemprot dengan getah tanaman yang sakit. Karena tidak berhasil
menemukan mikroba di getah tanaman tersebut, Mayer menyimpulkan bahwa penyakit
tersebut disebabkan oleh bakteri yang lebih kecil dari biasanya dan tidak dapat
dilihat dengan mikroskop.
Pada
tahun 1892, Dimitri Ivanowsky dari Rusia menemukan bahwa getah daun tembakau
yang sudah disaring dengan penyaring bakteri masih dapat menimbulkan penyakit
mosaik. Ivanowsky lalu menyimpulkan dua kemungkinan, yaitu bahwa bakteri
penyebab penyakit tersebut berbentuk sangat kecil sehingga masih dapat melewati
saringan, atau bakteri tersebut mengeluarkan toksin yang dapat menembus
saringan. Kemungkinan kedua ini dibuang pada tahun 1897 setelah Martinus
Beijerinck dari Belanda menemukan bahwa agen infeksi di dalam getah yang sudah
disaring tersebut dapat bereproduksi karena kemampuannya menimbulkan penyakit
tidak berkurang setelah beberapa kali ditransfer antartanaman.Patogen mosaik
tembakau disimpulkan sebagai bukan bakteri, melainkan merupakan contagium vivum
fluidum, yaitu sejenis cairan hidup pembawa penyakit.
Setelah
itu, pada tahun 1898, Loeffler dan Frosch melaporkan bahwa penyebab penyakit
mulut dan kaki sapi dapat melewati filter yang tidak dapat dilewati bakteri.
Namun demikian, mereka menyimpulkan bahwa patogennya adalah bakteri yang sangat
kecil.
Pendapat
Beijerinck baru terbukti pada tahun 1935, setelah Wendell Meredith Stanley dari
Amerika Serikat berhasil mengkristalkan partikel penyebab penyakit mosaik yang
kini dikenal sebagai virus mosaik tembakau. Virus ini juga merupakan virus yang
pertama kali divisualisasikan dengan mikroskop elektron pada tahun 1939 oleh
ilmuwan Jerman G.A. Kausche, E. Pfankuch, dan H. Ruska.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa yang
dimaksud dengan virus ?
2. Bagaimana
struktur dan anatomi virus ?
3. Bagaimana
sifat – sifat virus ?
4. Apa saja jenis
- jenis virus ?
5. Bagaimana
parasitisme virus ?
6. Bagaimana
virus bereproduksi ?
7. Apa saja
klasifikasi virus ?
8. Bagaimana
peranan virus dalam kehidupan ?
9. Penyakit apa
saja yang ditimbulkan oleh virus ?
10. Bagaimana cara mencegah dan pengobatannya ?
1.3.Tujuan Masalah
1. Untuk mengetehui devinisi virus
2. Untuk mengetahui struktur dan anatomi
virus
3. Untuk mengetahui sifat-sifat virus
4. Untuk mengetahui jenis – jenis virus
5. Untuk mengetahui parasitisme virus
6. Untuk mengetahui reproduksi virus
7. Untuk mengetahui klasifikasi virus
8. Untuk mengetahui peranan virus dalam
kehidupan
9. Untuk
mengetahui tentang penyakit yang di timbulkan oleh virus
10.
Untuk mengetahui pencegahan dan
pengobatannya
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
2.1. Defenisi Virus
Virus
adalah parasit intraseluler obligat dan ukurannya 20-200 nm, bentuk dan
komposisi kimianya bervariasi, tetapi hanya mengandung RNA or DNA. Partikelnya
secara utuh disebut “VIRION” yang terdiri dari “Capsid” yang dapat terbungkus
oleh sebuah Glycoprotein/membrane lipid. Virus resisten terhadap antibiotics
Virus merupakan Partikel yang bersifat parasit obligat pada sel/makhluk hidup
Aseluler (bukan merupakan sel) Berukuran sangat renik Di dalam sel inang virus
menunjukkan ciri makhluk hidup, sedangkan di luar sel menunjukkan ciri bukan
makhluk hidup.Bentuk virus berbeda beda ada yang bula, batang, polihidris dan
seperti huruf T.
2.2.
Sejarah Singkat Virus
Penelitian mengenai virus dimulai dengan penelitian mengenai
penyakit mosaik yang menghambat pertumbuhan tanaman tembakau dan membuat daun
tanaman tersebut memiliki bercak-bercak. Pada tahun 1883, Adolf Mayer, seorang
ilmuwan Jerman, menemukan bahwa penyakit tersebut dapat menular ketika tanaman
yang ia teliti menjadi sakit setelah disemprot dengan getah tanaman yang sakit.
Karena tidak berhasil menemukan mikroba di getah tanaman tersebut, Mayer
menyimpulkan bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh bakteri yang lebih kecil
dari biasanya dan tidak dapat dilihat dengan mikroskop.Pada tahun 1892, Dimitri
Ivanowsky dari Rusia menemukan bahwa getah daun tembakau yang sudah disaring
dengan penyaring bakteri masih dapat menimbulkan penyakit mosaik. Ivanowsky
lalu menyimpulkan dua kemungkinan, yaitu bahwa bakteri penyebab penyakit
tersebut berbentuk sangat kecil sehingga masih dapat melewati saringan, atau
bakteri tersebut mengeluarkan toksin yang dapat menembus saringan. Kemungkinan
kedua ini dibuang pada tahun 1897 setelah Martinus Beijerinck dari Belanda
menemukan bahwa agen infeksi di dalam getah yang sudah disaring tersebut dapat
bereproduksi karena kemampuannya menimbulkan penyakit tidak berkurang setelah
beberapa kali ditransfer antartanaman.Patogen mosaik tembakau disimpulkan
sebagai bukan bakteri, melainkan merupakan contagium vivum fluidum, yaitu
sejenis cairan hidup pembawa penyakit.Setelah itu, pada tahun 1898, Loeffler
dan Frosch melaporkan bahwa penyebab penyakit mulut dan kaki sapi dapat
melewati filter yang tidak dapat dilewati bakteri. Namun demikian, mereka
menyimpulkan bahwa patogennya adalah bakteri yang sangat kecil.Pendapat
Beijerinck baru terbukti pada tahun 1935, setelah Wendell Meredith Stanley dari
Amerika Serikat berhasil mengkristalkan partikel penyebab penyakit mosaik yang
kini dikenal sebagai virus mosaik tembakau.Virus ini juga merupakan virus yang
pertama kali divisualisasikan dengan mikroskop elektron pada tahun 1939 oleh
ilmuwan Jerman G.A. Kausche, E. Pfankuch, dan H. Ruska.
2.3.
Struktur
Dan Anatomi Virus
Virus merupakan organisme subselular yang karena ukurannya
sangat kecil, hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron.
Ukurannya lebih kecil daripada bakteri sehingga virus tidak dapat disaring
dengan penyaring bakteri. Virus terkecil berdiameter hanya 20 nm (lebih kecil
daripada ribosom), sedangkan virus terbesar sekalipun sukar dilihat dengan
mikroskop cahaya.
Asam
nukleat genom virus dapat berupa DNA ataupun RNA. Genom virus dapat terdiri
dari DNA untai ganda, DNA untai tunggal, RNA untai ganda, atau RNA untai
tunggal. Selain itu, asam nukleat genom virus dapat berbentuk linear tunggal
atau sirkuler. Jumlah gen virus bervariasi dari empat untuk yang terkecil
sampai dengan beberapa ratus untuk yang terbesar. Bahan genetik kebanyakan
virus hewan dan manusia berupa DNA, dan pada virus tumbuhan kebanyakan adalah
RNA yang beruntai tunggal.Bahan genetik virus diselubungi oleh suatu lapisan
pelindung. Protein yang menjadi lapisan pelindung tersebut disebut kapsid.
Bergantung pada tipe virusnya, kapsid bisa berbentuk bulat (sferik), heliks,
polihedral, atau bentuk yang lebih kompleks dan terdiri atas protein yang
disandikan oleh genom virus.
Kapsid terbentuk dari banyak subunit protein
yang disebut kapsomer.
Untuk virus berbentuk heliks, protein kapsid (biasanya disebut protein nukleokapsid) terikat langsung dengan genom virus. Misalnya, pada virus campak, setiap protein nukleokapsid terhubung dengan enam basa RNA membentuk heliks sepanjang sekitar 1,3 mikrometer. Komposisi kompleks protein dan asam nukleat ini disebut nukleokapsid. Pada virus campak, nukleokapsid ini diselubungi oleh lapisan lipid yang didapatkan dari sel inang, dan glikoprotein yang disandikan oleh virus melekat pada selubung lipid tersebut. Bagian-bagian ini berfungsi dalam pengikatan pada dan pemasukan ke sel inang pada awal infeksi.Kapsid virus sferik menyelubungi genom virus secara keseluruhan dan tidak terlalu berikatan dengan asam nukleat seperti virus heliks.
Struktur ini bisa bervariasi dari ukuran 20 nanometer hingga 400 nanometer dan terdiri atas protein virus yang tersusun dalam bentuk simetri ikosahedral. Jumlah protein yang dibutuhkan untuk membentuk kapsid virus sferik ditentukan dengan koefisien T, yaitu sekitar 60t protein. Sebagai contoh, virus hepatitis B memiliki angka T=4, butuh 240 protein untuk membentuk kapsid. Seperti virus bentuk heliks, kapsid sebagian jenis virus sferik dapat diselubungi lapisan lipid, namun biasanya protein kapsid sendiri langsung terlibat dalam penginfeksian sel.Seperti yang telah dijelaskan pada virus campak, beberapa jenis virus memiliki unsur tambahan yang membantunya menginfeksi inang. Virus pada hewan memiliki selubung virus, yaitu membran menyelubungi kapsid. Selubung ini mengandung fosfolipid dan protein dari sel inang, tetapi juga mengandung protein dan glikoprotein yang berasal dari virus. Selain protein selubung dan protein kapsid, virus juga membawa beberapa molekul enzim di dalam kapsidnya. Ada pula beberapa jenis bakteriofag yang memiliki ekor protein yang melekat pada “kepala” kapsid. Serabut-serabut ekor tersebut digunakan oleh fag untuk menempel pada suatu bakteri.Partikel lengkap virus disebut virion. Virion berfungsi sebagai alat transportasi gen, sedangkan komponen selubung dan kapsid bertanggung jawab dalam mekanisme penginfeksian sel inang.
Untuk virus berbentuk heliks, protein kapsid (biasanya disebut protein nukleokapsid) terikat langsung dengan genom virus. Misalnya, pada virus campak, setiap protein nukleokapsid terhubung dengan enam basa RNA membentuk heliks sepanjang sekitar 1,3 mikrometer. Komposisi kompleks protein dan asam nukleat ini disebut nukleokapsid. Pada virus campak, nukleokapsid ini diselubungi oleh lapisan lipid yang didapatkan dari sel inang, dan glikoprotein yang disandikan oleh virus melekat pada selubung lipid tersebut. Bagian-bagian ini berfungsi dalam pengikatan pada dan pemasukan ke sel inang pada awal infeksi.Kapsid virus sferik menyelubungi genom virus secara keseluruhan dan tidak terlalu berikatan dengan asam nukleat seperti virus heliks.
Struktur ini bisa bervariasi dari ukuran 20 nanometer hingga 400 nanometer dan terdiri atas protein virus yang tersusun dalam bentuk simetri ikosahedral. Jumlah protein yang dibutuhkan untuk membentuk kapsid virus sferik ditentukan dengan koefisien T, yaitu sekitar 60t protein. Sebagai contoh, virus hepatitis B memiliki angka T=4, butuh 240 protein untuk membentuk kapsid. Seperti virus bentuk heliks, kapsid sebagian jenis virus sferik dapat diselubungi lapisan lipid, namun biasanya protein kapsid sendiri langsung terlibat dalam penginfeksian sel.Seperti yang telah dijelaskan pada virus campak, beberapa jenis virus memiliki unsur tambahan yang membantunya menginfeksi inang. Virus pada hewan memiliki selubung virus, yaitu membran menyelubungi kapsid. Selubung ini mengandung fosfolipid dan protein dari sel inang, tetapi juga mengandung protein dan glikoprotein yang berasal dari virus. Selain protein selubung dan protein kapsid, virus juga membawa beberapa molekul enzim di dalam kapsidnya. Ada pula beberapa jenis bakteriofag yang memiliki ekor protein yang melekat pada “kepala” kapsid. Serabut-serabut ekor tersebut digunakan oleh fag untuk menempel pada suatu bakteri.Partikel lengkap virus disebut virion. Virion berfungsi sebagai alat transportasi gen, sedangkan komponen selubung dan kapsid bertanggung jawab dalam mekanisme penginfeksian sel inang.
2.4 Reproduksi Virus
Reproduksi virus secara umum terbagi menjadi 2 yaitu siklus litik dan siklus lisogenik.
Reproduksi virus secara umum terbagi menjadi 2 yaitu siklus litik dan siklus lisogenik.
v SIKLUS
LITIK
Siklus litik dari bakteriofage
1. adsorbsi & penetrasi
2. Pengabungan DNA virus dengan DNA sel
3. Replikasi DNA virus
4. Pembentukan kapsid
5. Pembentukan tubuh dan ekor bakteriofage
6. Lisis
Siklus litik dari bakteriofage
1. adsorbsi & penetrasi
2. Pengabungan DNA virus dengan DNA sel
3. Replikasi DNA virus
4. Pembentukan kapsid
5. Pembentukan tubuh dan ekor bakteriofage
6. Lisis
Siklus litik dalam virologi merupakan salah satu siklus
reproduksi virus selain siklus lisogenik. Siklus litik dianggap sebagai cara
reproduksi virus yang utama karena menyangkut penghancuran sel inangnya.Siklus
litik, secara umum mempunyai 3 tahap yaitu adsorbsi & penetrasi, replikasi
(biosintesis) dan lisis. Setiap siklus litik
dalam prosesnya membutuhkan waktu dari 10-60 menit.
Tahap adsorbsi yaitu penempelan virus pada inang. Virus mempunyai reseptor protein untuk menempel pada inang spesifik.Setelah menempel, virus kemudian akan melubangi membran dari sel inang dengan enzim lisozim. Setelah berlubang, virus akan menyuntikkan DNA virusnya kedalam sitoplasma sel inang.
Tahap adsorbsi yaitu penempelan virus pada inang. Virus mempunyai reseptor protein untuk menempel pada inang spesifik.Setelah menempel, virus kemudian akan melubangi membran dari sel inang dengan enzim lisozim. Setelah berlubang, virus akan menyuntikkan DNA virusnya kedalam sitoplasma sel inang.
Replikasi (Biosintesis) Setelah disuntikkan kedalam sel
inang, DNA dari virus akan menonaktifkan DNA sel inangnya dan kemudian
mengambil alih kerja sel inang, lalu menggunakan sel tersebut untuk memperoleh
energi dalam bentuk ATP untuk melanjutkan proses reproduksinya.DNA dari virus,
akan menjadikan sel inang sebuah tempat pembentukan virus baru, kemudian DNA
akan mengarahkan virus untuk menghasilkan protein dan mereplikasi DNA virus
untuk dimasukkan ke dalam virus baru yang sedang dibuat.Molekul-molekul protein
(DNA) yang telah terbentuk kemudian diselubungi oleh kapsid, kapsid dibuat dari
protein sel inang dan berfungsi untuk memberi bentuk tubuh virus.
Lisis
Tahap lisis terjadi ketika virus-virus yang dibuat dalam sel telah matang. Ratusan virus-virus kemudian akan berkumpul pada membran sel dan menyuntikkan enzim lisosom yang menghancurkan membran sel dan menyediakan jalan keluar untuk virus-virus baru. Sel yang membrannya hancur itu akhirnya akan mati dan virus-virus yang bebas akan menginvasi sel-sel lain dan siklus akan berulang kembali.
Lisis
Tahap lisis terjadi ketika virus-virus yang dibuat dalam sel telah matang. Ratusan virus-virus kemudian akan berkumpul pada membran sel dan menyuntikkan enzim lisosom yang menghancurkan membran sel dan menyediakan jalan keluar untuk virus-virus baru. Sel yang membrannya hancur itu akhirnya akan mati dan virus-virus yang bebas akan menginvasi sel-sel lain dan siklus akan berulang kembali.
v SIKLUS
LISOGENIK
Siklus lisogenik dalam virologi merupakan siklus reproduksi
virus selain siklus litik. Tahapan dari siklus ini hampir sama dengan siklus
litik, perbedaannya yaitu sel inangnya tidak hancur tetapi disisipi oleh asam
nukleat dari virus. Tahap penyisipan tersebut kemudian membentuk
provirus.Siklus lisogenik
secara umum mempunyai tiga tahap, yaitu adsorpsi dan
penetrasi, penyisipan gen virus dan pembelahan sel inang. Virus menempel pada
permukaan sel inang dengan reseptor protein yang spesifik lalu menghancurkan
membran sel dengan enzim lisozim, virus melakukan penetrasi pada sel inang
dengan menyuntikkan materi genetik yang terdapat pada asam nukleatnya kedalam
sel. Asam nukleat dari virus yang telah menembus sitoplasma sel inang kemudian
akan menyisip kedalam asam nukleat sel inang, tahap penyisipan tersebut
kemudian akan membentuk provirus (pada bakteriofage disebut profage).
Sebelum terjadi pembelahan sel, kromosom dan provirus akan
bereplikasi.
Sel inang yang telah disisipi kemudian melakukan pembelahan, provirus yang telah bereplikasi akan diberikan kepada sel anakan dan siklus inipun akan kembali berulang sehingga sel yang memiliki profage menjadi sangat banyak.
Provirus yang baru dapat memasuki keadaan Litik dalam kondisi lingkungan yang tepat tetapi kemungkinannya sangat kecil. Kemungkinan akan bertambah besar apabila diberi agen penginduksi.
Sel inang yang telah disisipi kemudian melakukan pembelahan, provirus yang telah bereplikasi akan diberikan kepada sel anakan dan siklus inipun akan kembali berulang sehingga sel yang memiliki profage menjadi sangat banyak.
Provirus yang baru dapat memasuki keadaan Litik dalam kondisi lingkungan yang tepat tetapi kemungkinannya sangat kecil. Kemungkinan akan bertambah besar apabila diberi agen penginduksi.
2.5 Ciri-Ciri Virus
Adapun beberapa cicri-ciri virus
yang membedakannya dengan mikroba lainya adalah sebagai berikut :
1.
Virus
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
2.
Virus
bersifat aseluler (tidak mempunyai sel)
3.
Virus
berukuran amat kecil , jauh lebih kecil dari bakteri, yakni berkisar antara 20
mµ - 300mµ (1 mikron = 1000 milimikron). untuk mengamatinya diperlukan
mikroskop elektron yang pembesarannya dapat mencapai 50.000 X.
4.
Virus
hanya memiliki salah satu macam asam nukleat (RNA atau DNA)
5.
Virus
umumnya berupa semacam hablur (kristal) dan bentuknya sangat bervariasi. Ada
yang berbentuk oval , memanjang, silindris, kotak dan kebanyakan berbentuk
seperti kecebong dengan "kepala" oval dan "ekor" silindris.
6.
Tubuh
virus terdiri atas: kepala , kulit (selubung atau kapsid), isi tubuh, dan
serabut ekor.
7.
virus
memiliki lapisan protein yang disebut kapsid
8.
Virus
hanya dapat berkembang biak di sel hidup lainnya. Seperti sel hidup pada
bakteri, hewan, tumbuhan, dan sel hidup pada manusia.
9.
Virus
tidak dapat membelah diri.
10.
Virus
tidak dapat diendapkan dengan sentrifugasi biasa, tetapi dapat dikristalkan.
2.6 Contoh-Contoh Virus
1.
HIV
(Human Immunodeficiency Virus)
Termasuk
salah satu retrovirus yang secara khusus menyerang sel darah putih (sel T).
Retrovirus adalah virus ARN hewan yang mempunyai tahap ADN. Virus tersebut
mempunyai suatu enzim, yaitu enzim transkriptase balik yang mengubah rantai
tunggal ARN (sebagai cetakan) menjadi rantai ganda kopian ADN (cADN).
Selanjutnya, cADN bergabung dengan ADN inang mengikuti replikasi ADN inang.
Pada saat ADN inang mengalami replikasi, secara
langsung
ADN virus ikut mengalami replikasi.
2.
Virus
herpes
Virus
herpes merupakan virus ADN dengan rantai ganda yang kemudian disalin
menjadi
mARN.Virus influenza Siklus
replikasi virus influenza hampir sama dengan siklus replikasi virus herpes.
Hanya saja, pada virus influenza materi genetiknya berupa rantai tunggal ARN yang
kemudian mengalami replikasi.
3.
Paramyxovirus
Paramyxovirus adalah semacam virus ARN yang selanjutnya mengalami replikasi menjadi mARN. Paramyxovirus merupakan penyebab penyakit campak dan gondong
Paramyxovirus adalah semacam virus ARN yang selanjutnya mengalami replikasi menjadi mARN. Paramyxovirus merupakan penyebab penyakit campak dan gondong
2.7. Klasifikasi Virus
Virus dapat diklasifikasi menurut
kandungan jenis asam nukleatnya. Pada virus RNA, dapat berunting tunggal
(umpamanya pikornavirus yang menyebabkan polio dan influenza) atau berunting
ganda (misalnya revirus penyebab diare); demikian pula virus DNA (misalnya
berunting tunggal oada fase φ × 174 dan parvorirus berunting ganda pada
adenovirus, herpesvirus dan pokvirus). Virus RNA terdiri atas tiga jenis utama:
virus RNA berunting positif (+), yang genomnya bertindak sebagai mRNA dalam sel
inang dan bertindak sebagai cetakan untuk intermediat RNA unting minus (-);
virus RNA berunting negatif (-) yang tidak dapat secara langsung bertindak
sebagai mRNA, tetapi sebagai cetakan untuk sintesis mRNA melalui virion
transkriptase; dan retrovirus, yang berunting + dan dapat bertindak sebagai
mRNA, tetapi pada waktu infeksi segera bertindak sebagai cetakan sintesis DNA
berunting ganda (segera berintegrasi ke dalam kromosom inang ) melalui suatu
transkriptase balik yang terkandung atau tersandi.
Setiap virus imunodefisiensi manusia (HIV) merupakan bagian dari
subkelompok lentivirus dari kelompok retrovirus RNA. Virus ini merupakan
penyebab AIDS pada manusia, menginfeksi setiap sel yang mengekspresikan tanda
permukaan sel CD4, seperti pembentuk T-sel yang matang.
Tingkat
klasifikasi virus:
ordo – famili –
subfamili – genus – species – strain/tipe
Untuk saat ini, klasifikasi virus yang penting hanya dari tingkat famili ke
bawah. Semua famili virus memiliki akhiran – viridae , misalnya
·
Poxviridae
·
Herpesviridae
·
Parvoviridae
·
Retroviridae
Anggota-anggota famili Picornaviridae
umumnya ditularkan melalui jalur faecal/oral dan melalui udara.
Genus memiliki nama dengan
akhiran – virus . Misalnya, famili Picornaviridae terdiri
dari 5 genus:
·
Genus Enterovirus misalnya poliovirus 1, 2, 3
·
Genus Cardiovirus misalnya mengovirus
·
Genus Rhinovirus misalnya Rhinovirus 1a
·
Genus Apthovirus misalnya FMDV-C
·
Genus Hepatovirus misalnya virus Hepatitits A
Definisi `spesies’ merupakan hal
yang paling penting, namun sulit dilakukan untuk virus. Penentuan spesies virus
mengandung unsur subyektif. Sebagai contoh, genus Lentivirus terdiri
dari banyak spesies yang berbeda, termasuk:
·
HIV-1, Human Immunodeficiency Virus 1
·
HIV-2, Human Immunodeficiency Virus 2
·
SIV, Simian Immunodeficiency Virus
·
FIV, Feline Immunodeficiency Virus
·
BIV, Bovine Immunodeficiency Virus
·
Visna (domba)
·
EIAV (kuda)
·
CAEV (kambing)
v Dasar-dasar klasifikasi secara taksonomi.
Ciri khas seperti morfologi
(ukuran, bentuk, ada tidaknya selubung), sifat-sifat fisika-kimia (berat
molekul, densitas, pH, stabilitas terhadap temperatur dan konsentrasi ion),
genom (RNA, DNA, urutan materi genetik yang tersegmentasi ( segmented
sequence ), pemetaan posisi restriksi ( restriction map ),
modifikasi, dsb.), makromolekul (komposisi dan fungsi protein), sifat-sifat
antigenik, sifat-sifat biologis (organisme apa saja yang menjadi inangnya, cara
penularan, cara perpindahan, dsb.), semuanya dipertimbangkan dalam menentukan
klasifikasi virus.
Virus dapat diklasifikasi menurut
morfologi, tropisme dan cara penyebaran, dan genomik fungsional.
a)
Klasifikasi virus berdasarkan morfologi
Berdasarkan morfologi, virus dibagi berdasarkan jenis asam
nukleat dan juga protein
membran terluarnya (envelope) menjadi 4
kelompok, yaitu :
RNA merupakan materi genetika yang terdapat pada virus
tertentu (virus RNA), serta sel dan molekul yang mengarah ke tahap sintesis
protein. Pada virus, molekul RNA ini mengarah ke proses sistesis protein
(pembentukan selubung protein virus) dan replikasi (proses pengopian RNA).
3. Virus berselubung
4. Virus non-selubung
Berdasarkan
tropisme dan cara penyebaran, virus dibagi menjadi:
Virus yang dikeluarkan melalui kotoran dari berbagai
jenis hewan dapat mencemari air. Terutama pengaruhnya terhadap kesehatan, virus
dapat menyerang saluran pencernaan manusia yang diekskresikan dengan kotoran
orang yang terinfeksi. Virus seringkali ditularkan melalui mulut atau anus dari
orang ke orang lain. Namun, virus terebut juga terdapat pada limbah yang
berasal dari berbagai limbah medis, yang dapat mencemari air atau
permukaan tanah. Virus Enterik diekskresikan dalam jumlah yang cukup
besar melalui kotoran termasuk diantaranya virus polio, virus coxsackie, virus
echo, dan virus enterik lainnya sepeti, virus adeno, virus reo, virus rota,
virus hepatitis a (virus hepatitis), dan virus noro. Yang merupakan
penyebab berbagai penyakit termasuk gastroenteritis, ruam kulit,
meningitis, myocarditis, infeksi mata, kelumpuhan, demam, dan lain sebagainya.,
setiap kelompok virus terdiri dari sejumlah jenis virus serologi yang
berbeda; dengan demikian lebih dari 100 virus enterik berbeda, yang dapat
menginfeksi manusia.
Yg menyerang
pernapasan
3. Arbovirus
Arbovirusadalah istilah yang digunakanuntuk merujuk
kepadasekelompok virusyang ditularkanolehvektorarthropoda. Kataarbovirusadalah
akronim(virus arthropoda-borne). Gejala infeksiarbovirusumumnya
terjadi3-15harisetelah terpaparvirusdan terakhir3atau 4hari. Gambaran
klinisyang paling umuminfeksiadalah demam, sakit kepala danmalaise,
tapiensefalitisdandemam berdarahjugadapat terjadi. Katatibovirus(tick-borne
virus) kadang-kadang digunakanuntuk menggambarkanvirusditularkan oleh kutu,
sebuahsuperorderdalamarthropoda.
Virus ini
merupakan salah satu pemicu terjadinya kanker. Virus onkogenik adalah
virus yang dapat menyebabkan perubahan-perubahan yang mempengaruhi proses onkogenesis.
Onkogenesis adalah hasil akumulasi berbagai perubahan genetik yang
mengubah ekspresi atau fungsi protein yang penting dalam pengendalian
pertumbuhan dan pembelahan sel. Virus onkogenik saat menginfeksi sel
dapat menyebabkan mutasi proto-onkogen sel menjadi onkogen.
Proto-onkogen adalah gen normal sel yang dapat berubah menjadi onkogen aktif karena
terjadinya mutasi atau mengalami ekspresi yang berlebihan (menghasilkan
onkoprotein dalam jumlah berlebihan).
Onkogen adalah istilah untuk gen yang
bisa menginduksi satu atau beberapa sifat karakteristik sel kanker. Gen
tersebut dapat berupa gen virus atau gen sel yang bila dimasukkan ke dalam sel
yang sesuai, secara sendiri atau bersama gen lain dapat merubah sifat sel normal
menjadi sifat sel ganas.
Gen Pengendali Tumor (Tumor
Supressor Gene) adalah gen yang bila mengalami inaktivasi (menjadi tidak aktif)
akan menyebabkan pembentukan tumor. Tumor adalah istilah untuk perbanyakan sel
yang tidak normal. Kanker adalah sebutan untuk tumor yang ganas.
Pada saat virus menginfeksi sel,
dia berintegrasi ke dalam sel menjadi provirus yang akan mengganggu Gen
Pengendali Tumor atau merubah ekspresi proto-onkogen yang normal. Akibat
perubahan itu sel menjadi memiliki karakteristik sifat-sifat sel yang
tertransformasi.
Diantara
sifat-sifat sel tertransformasi adalah:
1. Dapat tumbuh
tidak terbatas (disebut immortal)
2. Kebutuhan
faktor pertumbuhan berkurang
3. Kerapatan
tinggi
4. Hilangnya sifat
contact inhibition (perbanyakan sel normal akan berhenti pada saat sel tersebut kontak dengan sel lain)
5. Bentuk sel
berubah
Bila sel masih memiliki sifat
contact inhibition, sel tersebut akan menghentikan perbanyakannya saat bertemu
dengan sel lain. Hilangnya sifat tersebut menyebabkan sel tumbuh terus, sel
dapat berpindah ke jaringan atau organ lain (metastasis), dan menyebarkan
pertumbuhan kanker.
Sifat-sifat lain dari sel kanker
adalah mensekresi protease, mensekresi faktor pertumbuhan yang menstimulasi
perbanyakan sel endotel kapiler di sekitarnya (angiogenesis), gagal
berdiferensiasi (perbanyakan sel terus menerus) dan tidak mengalami apoptosis
(kematian) meskipun terjadi kerusakan DNA sel.
Onkoprotein adalah produk dari
gen onkogenik yang dapat memberi sinyal pada sel untuk melakukan transformasi
sehingga sel tersebut akan memperbanyak diri secara tidak terbatas. Perbanyakan
tak terkontrol ini bila disertai beberapa mutasi lainnya, bisa berujung pada
pembentukan sel kanker. Onkoprotein dapat berupa protein normal yang diproduksi
dalam jumlah melebihi produksi normal, namun kebanyakan berupa protein yang
telah berubah dari protein normal.
Onkoprotein dapat digolongkan dalam 8 kategori:
1. Faktor
pertumbuhan peptida (peptida adalah komponen penyusun protein)
2. Reseptor faktor
pertumbuhan di membran plasma atau sitoplasma (reseptor adalah istilah untuk
penerima)
3. Protein G
(protein yang diregulasi oleh GTP)
4. Reseptor
membran dengan tirosin kinase / dengan aktifitas treonin-serin kinase
5. Protein kinase
sitoplasma dengan aktifitas tirosin kinase / dengan aktifitas serin-treonin
6. Protein
pengikat DNA yang berfungsi sebagai aktifator transkripsional / mendorong
replikasi RNA (catatan: pada proses sintesis protein, DNA ditranskripsi menjadi
mRNA, selanjutnya protein disintesa berdasar kode-kode pada mRNA tersebut).
7. Siklin (memicu
aktifitas protein kinase)
8. Protein yang
menghambat protein pengendali tumor.
Onkoprotein hampir seluruhnya memiliki fungsi dalam berbagai jalur transduksi sinyal yang dimulai dari sebuah sinyal dan berakhir dengan transkripsi (proses awal produksi protein) maupun replikasi DNA (proses penggandaan DNA). Onkoprotein akan mengambil alih regulasi normal dari sel dan mengirimkan sinyal terus menerus yang mengaktifkan ekspresi gen dan progresi melalui siklus sel (progresi tumor adalah istilah untuk akumulasi mutasi pada sel-sel pada sebuah populasi tumor, yang berakibat kenaikan kecepatan pertumbuhan dan keganasan sel). Aktifitas onkoprotein tersebut akan meningkatkan peluang terjadinya mutasi proto-onkogen dan gen pengendali tumor. Semakin banyak proto-onkogen menjadi onkogen, regulasi sel semakin tidak terkendali. Demikian juga dengan semakin banyaknya gen pengendali tumor yang rusak akan semakin banyak jalur transduksi sinyal / mekanisme regulasi siklus sel yang tidak berfungsi dengan baik (undil – 2009)
a. Virus hepatitis
A
Virus hepatitis
A terutama menyebar melalui vecal oral. Penyebaran
ini terjadi akibat buruknya tingkat kebersihan. Di negara-negara berkembang
sering terjadi wabah yang penyebarannya terjadi melalui air dan makanan.
b. Virus hepatitis
B
Penularannya tidak semudah virus
hepatitis A. Virus hepatitis B ditularkan
melalui darah atau produk darah. Penularan biasanya terjadi di antara para
pemakai obat yang menggunakan jarum suntik bersama-sama, atau di antara mitra
seksual (baik heteroseksual maupun pria homoseksual).
Ibu hamil yang terinfeksi oleh
hepatitis B bisa menularkan virus kepada bayi selama proses persalinan. Hepatitis
B bisa ditularkan oleh orang sehat yang membawa virus hepatitis B. Di daerah
Timur Jauh dan Afrika, beberapa kasus hepatitis B berkembang menjadi hepatitis
menahun, sirosis dan kankerhati.
c. Virus hepatitis
C
Menyebabkan minimal 80% kasus
hepatitis akibat transfusi darah. Virus hepatitis
C ini paling sering ditularkan melalui pemakai obat
yang menggunakan jarum bersama-sama. Jarang terjadi penularan melalui hubungan
seksual. Untuk alasan yang masih belum jelas, penderita "penyakit hati
alkoholik" seringkali menderita hepatitis C.
d. Virus hepatitis
D
Hanya terjadi sebagai
rekan-infeksi dari virus hepatitis B dan virus hepatitis D ini menyebabkan infeksi hepatitis B menjadi lebih berat. Yang memiliki
risiko tinggi terhadap virus ini adalah pecandu obat.
e. Virus hepatitis E
Virus hepatitis
E kadang menyebabkan wabah yang menyerupai hepatitis
A, yang hanya terjadi di negara-negara terbelakang.
f. Virus hepatitis G
Jenis baru dari virus hepatitis
yang telah terdeteksi baru-baru ini. namun belum terlalu diketahui.
Virus-virus lain yang dapat
menyebabkan hepatitis :
d)
Klasifikasi virus berdasarkan genomik fungsional
Virus di klasifikan menjadi 7
kelompok berdasarkan alur fungsi genomnya. Klasifikasi ini disebut juga klasifikasi Baltimore yaitu:
1. Virus Tipe I = DNA Utas Ganda
2. Virus Tipe II = DNA Utas Tunggal
3. Virus Tipe III = RNA Utas Ganda
4. Virus Tipe IV = RNA Utas Tunggal (+)
5. Virus Tipe V = RNA Utas Tunggal (-)
6. Virus Tipe VI = RNA Utas Tunggal (+) dengan DNA perantara
7. Virus Tipe VII = DNA Utas Ganda dengan RNA perantara
2.8
Peranan
Virus Dalam Kehidupan
Beberapa
virus ada yang dapat dimanfaatkan dalam rekombinasi genetika. Melalui terapi
gen, gen jahat (penyebab infeksi) yang terdapat dalam virus diubah menjadi gen
baik (penyembuh) disebut vaksin. Contohnya pembuatan vaksin polio, rabies,
hepatitis B, influenza, cacar, dan vaksin MMR (Measles, Mumps, Rubella) untuk
cacar gondong, dan campak.
Pada umumnya virus bersifat rnerugikan. Virus sangat dikenal sebagai penyebab penyakit infeksi pada manusia, hewan, dan tumbuhan. Sejauh ini tidak ada makhluk hidup yang tahan terhadap virus. Tiap virus secara khusus menyerang sel-sel tertentu dari inangnya. Virus dapat menginfeksi tumbuhan, hewan, dan manusia sehingga menimbulkan penyakit
Pada umumnya virus bersifat rnerugikan. Virus sangat dikenal sebagai penyebab penyakit infeksi pada manusia, hewan, dan tumbuhan. Sejauh ini tidak ada makhluk hidup yang tahan terhadap virus. Tiap virus secara khusus menyerang sel-sel tertentu dari inangnya. Virus dapat menginfeksi tumbuhan, hewan, dan manusia sehingga menimbulkan penyakit
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Virus
adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis.
Virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan
memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular
untuk bereproduksi sendiri. Struktur dan
anatomi virus.
Model
skematik virus berkapsid heliks (virus mosaik tembakau):
1.
Asam nukleat (RNA),
2.
Kapsomer,
3. Kapsid.
Virus
merupakan organisme subselular yang karena ukurannya sangat kecil, hanya dapat
dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron.
Beberapa
virus ada yang dapat dimanfaatkan dalam rekombinasi genetika. Melalui terapi
gen, gen jahat (penyebab infeksi) yang terdapat dalam virus diubah menjadi gen
baik (penyembuh). David Sanders berhasil menjinakkan cangkang luar virus Ebola
sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pembawa gen kepada sel yang sakit
(paru-paru).
Penyakit
pada manusia akibat virus yang menyebabkan selesma menyerang saluran
pernapasan, virus campak menginfeksi kulit, virus hepatitis menginfeksi hati,
dan virus rabies menyerang sel-sel saraf. Begitu juga yang terjadi pada
penyakit AIDS (acquired immune deficiency syndrome), yaitu suatu penyakit yang
mengakibatkan menurunnya daya tahan tubuh penderita penyakit tersebut
disebabkan oleh virus HIV yang secara khusus menyerang sel darah putih. Selain itu,
penyakit hewan akibat virus yaitu penyakit tetelo penyebabnya adalah new castle
disease virus (NCDV), penyakit kuku dan mulutPenyakit kanker pada ayam oleh
rous sarcoma virus (RSV) dan penyakit rabies. Sedangkan penyakit tumbuhan akibat
virus diantaranya : penyakit mosaik, penyakit degenerasi pembuluh tapis pada
jeruk, dan vein phloem degeneration (CVPD).
Virus
sangat sulit untuk dibunuh. Metode pengobatan sejauh ini yang dianggap paling
efektif adalah vaksinasi, untuk merangsang kekebalan alami tubuh terhadap
proses infeksi, dan obat-obatan yang mengatasi gejala akibat infeksi virus.
3.2
Saran
Setiap unsur memiliki kerugian dan keuntungan begitu pula dengan
virus. Virus memiliki kerugian dan juga keuntungan bagi manusia. Semakin orang
menjadi pintar semakin orang menyadari bahwa dirinya tidak banyak tahu atas
segala sesuatu. Dan kita tidak boleh menganggap ringan tintang hal yang kecil
karena sesuatu yang kecil itu bahkan lebih membahayakan dari pada hal yang
besar sehingga kebanyakan orang yang terkenal(orang besar) jatuh karena tidak
melihat hal yang kecil itu. Jadi jaga kebersihan da
DAFTAR
PUSTAKA
Hidayat, SKS Biologi SMA Kelas X,
XI, & XII, Yogyakarta: Cakrawala, 2014
http://id.wikipedia.org/wiki/Virus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar